resensi buku

How To Respect My Self, Seni Menghargai Diri Sendiri

Resensator: Dede Qodrat Alwajir

Harga diri adalah sesuatu yang abstrak dan tidak dapat disentuh. Namun begitu dapat dirasakan. Gara-gara harga diri, kita bisa sukses. Gara-gara harga diri kita bisa putus asa. Gara-gara harga diri, kita bisa gagal dalam kehidupan. Lalu, seperti apa sebenarnya konsep harga diri yang benar. Konsepnya dijelaskan dengan sangat apik oleh Yoon Hong Gyun dalam How To Respect My Self, Seni Menghargai Diri Sendiri. Buku ini pernah menjadi best seller nomor satu di Korea Selatan. Uniknya Yoon adalah Direktur dari Mental Health Medical Clinik yang juga berprofesi sebagai psikolog. Sehingga, apa yang dia tulis adalah masalah yang rata-rata dihadapi oleh kebanyakan orang saat ini.

Pada pembukaan buku ini, Yoon menjelaskan tiga pilar dasar dari harga diri itu sendiri. Pertama soal Kebermanfaatan diri, konsep kebermanfaatan diri adalah seberapa besar kita merasa bermanfaat untuk orang lain dan masyarakat. Kedua, kontrol diri, konsep ini berfokus pada kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai kemauan. Ketiga adalah rasa aman, definisi rasa aman merupakan dasar dari harga diri ketika kita merasa puas dengan keberadaan kita saat diterima dilingkungan.

Di halaman tiga, Yoon dengan sangat jelas menjelaskan tentang definisi harga diri. “Harga diri umumnya dianggap sebagai kadar cinta terhadap diri sendiri. Orang yang merasa tidak berguna, tidak bisa mengontrol dirinya dan hatinya gelisah akan sulit mencintai diri sendiri maupun orang lain,” tegas Yoon. Seringkali orang yang tidak bisa mendefinisikan sejauh mana dia mencintai dirinya sendiri tidak bisa menakar porsi harga diri. Kemampuan kita membaca diri sendiri akan sangat mempengaruhi pandangan apa yang kita siratkan untuk diri sendiri.

Dalam diri kita memiliki perasaan yang menghambat harga diri salah satunya adalah sulitnya mengontrol perasaan. Sangat sensitif sekali dengan tindakan orang lain padahal belum tentu tindakan orang lain ditujukan kepada kita. Contoh saat seseorang membuat status di aplikasi percakapan Whats Up, kita langsung mengambil kesimpulan itu ditujukan kepada kita, padahal belum tentu. Lalu kita segera merespon dengan cepat untuk membalas statusnya dengan status baru yang menyerang balik misalnya. Inilah yang kadang-kadang menjerumuskan kita pada hubungan sosial yang kurang baik, sehingga konsep harga diri kita menjadi rendah di hadapan orang lain. Kita dianggap tidak mampu mengontrol perasaan diri kita sendiri.

Oleh karena itu, kebiasaan seperti mudah putus asa, tidak bergairah, rendah diri, menunda dan menghindar serta sensitif dengan keadaan luar harus sudah dibuang untuk memulihkan harga diri. Semakin baik kita dalam memperbaiki masalah-masalah tadi, semakin tinggi nilai harga diri kita. Namun terkadang hal demikian sulit untuk dilakukan. Karena terdapat luka masa lalu yang terekam sangat jelas dalam benak kita. Itulah tantangannya, apa yang sudah kita lalui adalah sejarah, tidak bisa diulang. Pilihan utamanya jika kejadian itu merugikan, lupakan.

Dalam kesimpulan buku ini, dijelaskan lima hal untuk mengungkit harga diri kita menjadi lebih baik. Diantaranya, bertekad mencintai diri sendiri secara buta. Mencintai diri sendiri apa adanya. Memilih dan memutuskan sendiri apa yang terpenting dalam hidup kita. Fokus dengan kini dan disini juga memegang peranan penting agar harga diri kita tetap terjaga. Terakhir dan yang terpenting adalah berhenti bersikap kalah. Kamu harus menjadi versi terbaik dari diri sendiri agar apapun tantangan hidupmu di masa depan dapat kamu taklukan. Selain itu, hidup pada kenyataannya adalah untuk menyelesaikan masalah. Sadari ini, dan harga diri mu akan kembali pulih.

 

Judul               : How To Respect My Self, Seni Menghargai Diri Sendiri

Pengarang      : Yoon Hong Gyun

Penerbit         : Transmedia Pustaka

Tahun Terbit  : 2020

Kota Terbit     : Jakarta Selatan

Halaman         : 342

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *