advetorial

DLH Tangsel Optimalkan BSU dan Biopori

TANGSEL-Kota Tangerang Selatan saat ini memiliki 333 Bank Sampah Unit (BSU) yang tersebar di 7 kecamatan. Jumlah sampah yang dikelola oleh Bank Sampah pada tahun 2021 mencapai 540 ton atau rata-rata 1,47 ton/hari.

 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Wahyunoto Lukman mengungkapkan, meskipun BSU sudah tersebar, jumlah sampah tersebut hanya berupa pengurangan sampah anorganik. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah pada Bank Sampah, Bank Sampah saat ini sebaiknya bukan hanya mengelola sampah anorganik tetapi juga sampah organik. Sampah organik tersebut dapat diolah melalui pengomposan.

 

“BSU yang ada saat ini belum bisa optimal mengurangi sampah, karena hanya untuk anorganik, sedangkan agar optimal, perlu ada juga yang bisa menampung sampah organik dan diolah melalui pengomposan,” katanya.

 

Wahyunoto juga mengungkapkan, salah satu program Dinas Lingkungan Hidup dalam mengurangi sampah organik adalah 1 rumah 1 biopori. Dengan menerapkan program tersebut pada komunitas bank sampah, jumlah sampah terkelola di bank sampah pun akan semakin meningkat.

 

“Dengan program Biopori nantinya kami harap sistem pengelolaan sampah rumah tangga bisa lebih optimal, dan bisa dilakukan setiap masyarakat di Kota Tangsel,” ungkapnya.

 

Lalu selain dengan biopori, pengolahan sampah organik bisa juga menggunakan tong komposter. Dinas Lingkungan Hidup rutin memberikan tong komposter secara gratis kepada pengurus bank sampah dan masyarakat yang mau mengolah sampah organik di rumah masing-masing. Dinas Lingkungan Hidup menyediakan ± 400 unit tong komposter untuk tahun 2022 ini.

 

“Kami siapkan 400 unit lebih untuk tong komposter, yang nantinya ini bisa digunakan masyarakat untuk mengelola sampahnya sendiri. Hal ini juga untuk memudahkan komunitas bank sampah nantinya,” paparnya.

 

Wahyunoto juga memaparkan, sampah organik merupakan komponen terbesar dalam sampah rumah tangga. Jika seluruh sampah organik bisa dikelola dari rumah, sampah yang masuk ke TPA Cipeucang akan berkurang secara signifikan dan bahkan bisa berkurang hingga 50 persen.

 

“kalau ini tertata dari hulu ke hilir, kami yakin pasokan sampah ke Cipeucang akan berkurang hingga 50 persen. Oleh karenanya sangat penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk mulai fokus mengelola sampahnya, tidak hanya dalam sampah anorganik tetapi juga dalam sampah organiknya,” ujarnya. (adv)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *