advetorial entertaiment life style news resensi buku sport Uncategorized

Kunjungan Mahasiswa FISIP UNIBA ke DPR RI Perkuat Pemahaman Demokrasi dan Legislasi

Serang, – Sebanyak 180 mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bina Bangsa (UNIBA) melakukan kunjungan edukatif ke Kompleks DPR-MPR RI pada Rabu (9/7), dalam agenda bertajuk “FISIP Educational Visit Goes to DPR-RI”. Kegiatan ini mengusung tema “Explore Parliament: Memahami Mekanisme Kerja DPR-RI”, sebagai upaya memberikan pembelajaran langsung mengenai fungsi dan peran strategis lembaga legislatif dalam sistem ketatanegaraan. Kunjungan ini diikuti oleh mahasiswa dari tiga program studi, yakni Ilmu Pemerintahan, Administrasi Publik, dan Ilmu Komunikasi. Para peserta disambut oleh Agraha Dwita Sulistyasati dari Humas Sekretariat Jenderal DPR RI dan diajak berdiskusi seputar kerja parlemen, tantangan kepercayaan publik, hingga keterlibatan generasi muda dalam proses politik. “Kami punya berbagai program untuk anak muda, seperti Parlemen Remaja, Parlemen Goes to Campus, hingga kanal pengaduan masyarakat yang terbuka untuk publik. Ini bagian dari upaya mendekatkan DPR dengan masyarakat, khususnya generasi muda,” ujar Agraha dalam sesi diskusi interaktif. Dosen pendamping, Endayani, menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini sangat penting untuk mendekatkan teori yang dipelajari di kelas dengan praktik nyata. “Pengalaman langsung seperti ini memberikan nilai tambah dalam pemahaman demokrasi dan kerja parlemen,” jelasnya. Selain berdiskusi, mahasiswa juga diajak mengunjungi museum DPR-RI dan ruang paripurna yang merupakan ruang utama pengambilan keputusan politik. Momen tersebut menjadi refleksi kritis bagi peserta tentang pentingnya fungsi legislatif dalam dinamika kenegaraan. Di akhir kegiatan, dosen FISIP UNIBA Diah Ayu Pratiwi menegaskan pentingnya peran aktif anak muda dalam perpolitikan nasional. “Generasi muda tidak boleh hanya jadi penonton. Mereka adalah motor perubahan menuju generasi emas Indonesia. Kalau bukan mereka, siapa lagi?” ujarnya. Kunjungan ini menjadi penegas pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan dan lembaga negara dalam mencetak generasi yang sadar demokrasi, melek politik, dan siap mengawal jalannya pemerintahan secara kritis dan konstruktif.*

advetorial entertaiment life style news resensi buku sport Uncategorized

Amir Abdul Hadi, Datang Tanpa Ribut, Langkahnya Memberi Perubahan

SERANG – Tidak semua yang baru harus ramai bicara. Tidak semua yang terpilih harus sibuk mencari panggung. Amir Abdul Hadi, anggota DPRD Kota Serang dari Fraksi Partai NasDem, memilih jalur berbeda: diam bekerja, bicara seperlunya, dan memastikan setiap kebijakan benar-benar dirasakan masyarakat. Meski baru mengemban amanah sebagai anggota DPRD Kota Serang periode ini, nama Amir bukan hal baru di tengah masyarakat. Rekam jejak sosialnya, keterlibatan dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan, serta kedekatannya dengan persoalan di lapangan, sudah lebih dulu dikenal sebelum duduk di kursi legislatif. “Bagi saya, jadi dewan bukan soal gaya-gayaan. Ini soal tanggung jawab. Masyarakat menunggu hasil, bukan janji,” tegas Amir saat ditemui di sela agenda kerja DPRD, baru-baru ini. Politik Bukan Tempat Panggung, Tapi Ruang Kerja Amir Abdul Hadi punya prinsip sederhana: politik harus membumi, dekat dengan realitas, jauh dari panggung sandiwara. Ia paham betul, kepercayaan masyarakat terhadap parlemen dibangun lewat kerja nyata, bukan lewat spanduk, baliho, atau retorika kosong. Duduk di Komisi II DPRD Kota Serang, yang membidangi ekonomi dan kesejahteraan rakyat, Amir fokus mengawal isu-isu krusial yang selama ini kerap jadi keluhan warga, seperti ketimpangan pembangunan, lambannya realisasi program, dan kebutuhan dasar masyarakat yang masih banyak tertinggal. “Masuk ke DPRD itu bukan baru mulai kerja. Kita lanjutkan apa yang sudah kita perjuangkan di masyarakat, tapi sekarang punya kewenangan lebih besar untuk memastikan perubahan terjadi,” ujarnya. Bukan Figur Kosong, Datang dengan Pengalaman Lapangan Meski ini periode pertama Amir di DPRD, ia datang bukan sebagai figur kosong. Pengalamannya bersentuhan langsung dengan dinamika sosial masyarakat menjadi bekal utama. Ia memahami medan, tahu bagaimana realita di lapangan, dan tidak terjebak dengan romantisme politik yang sering kali jauh dari kenyataan. “Di luar sana, masyarakat tidak butuh janji besar-besar. Mereka butuh akses jalan yang layak, ekonomi yang bergerak, dan pelayanan publik yang memudahkan hidup mereka. Itu yang harus kita kejar,” kata Amir. Fraksi NasDem, Restorasi yang Turun ke Bawah Sebagai bagian dari Fraksi Partai NasDem, Amir Abdul Hadi membawa semangat restorasi Indonesia dengan cara yang membumi. Baginya, restorasi bukan jargon di spanduk, tapi kerja yang berdampak. Itu sebabnya, ia lebih sering turun langsung ke lapangan, berdialog dengan warga, menampung aspirasi, dan mengawal program-program yang sesuai kebutuhan masyarakat. “Kita tidak bisa ubah semuanya dalam semalam. Tapi kalau kita konsisten kerja, masyarakat pasti merasakan perubahannya,” jelasnya. Datang Diam-Diam, Kerja Kasar-Kasar Di antara banyak politisi yang sibuk membangun citra, Amir Abdul Hadi lebih memilih jalan sunyi: bekerja kasar, turun ke bawah, mengurus hal-hal teknis yang sering luput dari perhatian. Baginya, tugas legislatif bukan cuma sidang di gedung megah, tapi juga menyentuh persoalan konkret masyarakat. Ia paham, jalan ini tidak selalu populer. Tapi Amir lebih memilih dihargai karena kerja, bukan karena pencitraan. “Popularitas itu gampang dikejar. Tapi kepercayaan butuh waktu, butuh pembuktian,” tutupnya. Kini, meski baru duduk di parlemen, Amir Abdul Hadi hadir sebagai figur yang siap menempuh jalur panjang: bekerja tanpa banyak ribut, turun tanpa banyak sorotan, tapi memastikan setiap langkahnya mengarah pada perubahan nyata untuk Kota Serang.

advetorial entertaiment life style news resensi buku sport Uncategorized

Launching Kopdes Merah Putih, Bupati Serang: Jadi Fondasi Kebangkitan Ekonomi Desa

SERANG – Bupati Serang Ratu Rachmatuzakiyah menegaskan, berdirinya 326 Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di seluruh desa se-Kabupaten Serang menjadi titik awal kebangkitan ekonomi rakyat di tingkat desa. Hal itu disampaikan Ratu Zakiyah saat menghadiri penyerahan akta pendirian Kopdes Merah Putih Kabupaten Serang kepada 326 koperasi di Lapangan Tenis Indoor Pemkab Serang, Selasa (2/7/2025). Penyerahan akta ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang percepatan pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih sebagai bagian dari upaya mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan dan pembangunan ekonomi dari desa. “Dengan berdirinya Koperasi Desa Merah Putih, kita berharap akan tercipta ruang yang luas bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha, memperkuat ketahanan ekonomi desa, serta membuka lapangan kerja yang berkelanjutan,” kata Bupati dalam sambutannya. Menurut Ratu Zakiyah, koperasi ini bukan hanya lembaga ekonomi biasa, melainkan simbol pergerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan amanat Undang-Undang Dasar 1945. “Koperasi Desa Merah Putih bukan hanya sekadar lembaga ekonomi, ia adalah simbol dari kebangkitan ekonomi rakyat. Langkah ini sejalan dengan semangat Undang-Undang Dasar 1945 dan nilai-nilai luhur Pancasila,” tegasnya. Ratu Zakiyah juga menekankan pentingnya peran koperasi sebagai wadah yang adil, transparan, dan adaptif dalam menghadapi tantangan zaman. Dirinya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung percepatan pendirian Kopdes Merah Putih di Kabupaten Serang. “Saya juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam proses pendirian koperasi ini mulai dari tahap perencanaan, sosialisasi, hingga akhirnya legal secara hukum dengan diterbitkannya akta pendirian yang kita serahkan hari ini,” ujar Bupati. Sebagai daerah yang dikenal memiliki potensi pertanian, perikanan, dan sumber daya manusia yang besar, Kabupaten Serang dinilai memiliki modal kuat untuk menjadikan koperasi sebagai motor penggerak perekonomian desa yang inklusif dan berkelanjutan. “Sebanyak 326 koperasi telah berdiri bersamaan di seluruh desa di Kabupaten Serang. Ini bukan sekadar angka, ini adalah tekad kolektif untuk membangun sistem ekonomi yang adil, inklusif, dan berkelanjutan. Sebuah fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan ekonomi desa yang tidak hanya cepat, tetapi juga merata,” tegas Ratu Zakiyah. Bupati perempuan pertama di Kabupaten Serang itu juga mengajak seluruh jajaran pengurus koperasi untuk menjaga amanah ini dengan penuh integritas, profesionalisme, dan keberpihakan terhadap kepentingan masyarakat. “Tugas kita belum selesai, justru baru saja dimulai. Mari kita jaga semangat ini, kita kelola koperasi dengan akuntabilitas, keterbukaan, dan profesionalisme, serta senantiasa berpihak pada kepentingan anggota dan masyarakat luas,” jelasnya. Ia pun mengingatkan para pengurus dan anggota koperasi agar terus menjaga kepercayaan masyarakat dan menjadikan Kopdes Merah Putih sebagai contoh inspiratif untuk desa-desa lain, tidak hanya di Kabupaten Serang, tapi di seluruh Indonesia. “Kepada para anggota koperasi, mari kita dukung dan awasi bersama jalannya koperasi ini agar benar-benar membawa manfaat bagi kita semua. Semoga pendirian Koperasi Desa Merah Putih ini membuka peluang pergerakan ekonomi di Kabupaten Serang, dan menjadi motor penggerak ekonomi desa dan contoh inspiratif bagi desa-desa lain di Kabupaten Serang maupun di seluruh Indonesia,” tutupnya. Penyerahan akta pendirian Kopdes Merah Putih ini turut dihadiri Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Wakil Gubernur Banten Ahmad Dimyati, Kapolda Banten Irjen Pol Suyudi Ario Seto, Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko, perwakilan Kementerian Koperasi, perwakilan Kementerian Hukum dan HAM RI, Forkopimda, kepala desa se-Kabupaten Serang, serta para tamu undangan. Menteri Desa Yandri Susanto memberikan apresiasi kepada kepemimpinan Ratu Zakiyah dan jajaran Pemkab Serang yang sukses membentuk Kopdes Merah Putih 100 persen di seluruh desa di Kabupaten Serang. “Kita mengapresiasi Pemkab Serang, kepada ibu bupati dan seluruh jajaran, Alhamdulillah koperasi merah putih di Kabupaten Serang sudah 100 persen berbadan hukum,” ujar Yandri. Dengan legalitas yang telah lengkap, kata Yandri, seluruh koperasi di desa-desa Kabupaten Serang kini dapat memulai aktivitas bisnisnya. Ia pun meminta Satgas Kopdes Merah Putih di Kabupaten Serang untuk terus aktif mengawal operasional koperasi. “Saya minta supaya Satgas Kopdes Merah Putih di Kabupaten Serang aktif. Sehingga nanti Kopdes di Kabupaten Serang tidak ada yang tidak berhasil. Semuanya sukses. Saya meyakini Kopdes di seluruh desa di Kabupaten Serang itu insyaAllah bisa berhasil semua,” pungkasnya. (red)

resensi buku

Leader Eat Last, Cara Pemimpin Sejati Menginspirasi Loyalitas Tim

Resensator: Dede Qodrat Alwajir Organisasi yang ingin besar membutuhkan pemimpin yang menginspirasi, menciptakan rasa aman dan menjaga kepercayaan bawahan. Memang benar apa kata pepatah militer, tidak ada bawahan yang salah, yang salah adalah komandannya. Organisasi yang baik akan di drive dengan baik oleh leadernya. Memberikan contoh bukan berarti menyuapi agar tak mandiri. Sikap pemimpin akan mencerminkan organisasi berjalan. Dan inilah yang digambarkan oleh Simon Sinek dalam Buku “Leader Eat Last, Cara Pemimpin Sejati Menginspirasi Loyalitas, Kerja Sama dan Keberhasilan Tim.” Buku ini dibuka oleh pengantar Jenderal Purnawirawan Korps Marinir Amerika Serikat, Goerge J. Flynn. Ia mengisahkan di Marinir Amerika Serikat ada sebuah kebiasaan yang tak lazim, yaitu saat makan bersama tentara yang paling junior akan dilayani terlebih dahulu sedangkan yang paling senior dilayani paling akhir. “Para pemimpin marinir diharapkan makan paling akhir karena arti sesungguhnya kepemimpinan adalah Anda bersedia menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan anda sendiri.” Di halaman 4, Simon Sinek menuliskan pengalaman unik seorang pilot Angkatan Udara Amerika Serikat yang bernama Johnny Bravo. Dalam ceritanya Johnny berhasil menyelamatkan dua puluh tentara Amerika dari pertempuran jarak dekat di Afganistan. Pilot ini berhasil memberikan perlindungan dari atas kepada tentara yang sedang melakukan tugas perangnya di darat. Meskipun dalam situasi yang sangat sulit karena sebelumnya para tentara itu tidak terdeteksi dan gerakan musuh bisa sewaktu-waktu menghancurkan pesawatnya. Johnny tetap nekat membantu kawan-kawannya karena di dorong oleh rasa empati tentang pentingnya keselamatan tim dari pada hanya menyelamatkan diri sendiri. Keselamatan bawahan dan kesadaran penting bahwa karyawan juga manusia menjadi ulasan penting Simon di Halaman 12. Keberadaan mereka sebagai pekerja bukan hanya sebagai alat produksi yang menghasilkan keuntungan bagi pimpinan perusahaan. Hubungan empati antara pemimpin dan bawahan sejatinya dibangun sebagai bentuk keluarga yang saling mengasihi. Inilah yang sering kita lupakan di era kapitalisme. Kepentingan individu terlalu kentara dalam hubungan kerja dalam organisasi kita. Seharusnya pemimpin mampu memberikan perlindungan bahaya dari luar dan dalam. Hubungan kerja yang saling melindungi akan membuat organisasi semakin kuat dan tentu saja dapat mencapai tujuan-tujaun besarnya. Tak kalah menarik dalam buku ini (halaman 61) juga dibahas tentang pandangan lain untuk manusia. Ternyata, manusia adalah kumpulan reaksi kimia yang saling berkaitan. Simon Sinek menyebutnya dengan EDSO (Endorfin, Dopamin, Serotonin dan Oksitosin). Endorfin adalah sennyawa kimia dalam tubuh kita yang mampu menghilangkan rasa sakit dan memunculkan rasa senang ketika kita menuntaskan sesuatu. Dopamin bertanggung jawab atas perasaan puas setelah kita menyelesaikan sebuah proyek penting, perasaan mencapai kemajuan atau keberhasilan itu terutama karena dopamin. Serotonin adalah perasaan bangga. Itu adalah perasaan yang kita dapatkan saat kita melihat orang lain menyukai atau menghargai kita. Sedangkan oksitosin adalah senyawa kimia cinta yang menimbulkan rasa persahabatan atau kepercayaan yang mendalam. Siapapun yang memahami rumus ini dan mampu mengendalikan keberadaannya akan berada di atas manusia rata-rata. Karena seringkali manusia tertipu dengan emosinya sendiri, maka Simon menyarankan untuk memadukan seluruh reaksi kimia dalam tubuh kita untuk diarahkan menjadi senyawa yang mendorong kita menjadi pemimpin yang lebih baik. Tidak lupa, Simon juga mengingatkan agar menghindari senyawa K atau Kortisol, yang berarti reaksi yang menimbulkan pikiran dan tubuh kita stres. Dari sekian banyak ulasan yang penting, menurut saya ulasan yang begitu menarik adalah pada kesimpulan buku ini (Halaman 337). Bahwa Simon menginginkan agar kita memproduksi lebih banyak pemimpin dalam hidup kita sendiri. Bukan orang lain, diri kitalah yang bertanggung jawab akan kehidupan yang kecil dalam lingkup keluarga dan organisasi yang kita bernaung dibawahnya. Tidak perlu menunggu orang lain bertindak, kitalah sejatinya yang harus memulai karena dunia akan bisa diselamatkan dari tindakan kecil yang terkumpul menjadi aksi besar. Judul : Leader Eat Last Pengarang : Simon Sinek Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Tahun Terbit : 2020 Kota Terbit : Jakarta Halaman : 370

resensi buku

How To Respect My Self, Seni Menghargai Diri Sendiri

Resensator: Dede Qodrat Alwajir Harga diri adalah sesuatu yang abstrak dan tidak dapat disentuh. Namun begitu dapat dirasakan. Gara-gara harga diri, kita bisa sukses. Gara-gara harga diri kita bisa putus asa. Gara-gara harga diri, kita bisa gagal dalam kehidupan. Lalu, seperti apa sebenarnya konsep harga diri yang benar. Konsepnya dijelaskan dengan sangat apik oleh Yoon Hong Gyun dalam How To Respect My Self, Seni Menghargai Diri Sendiri. Buku ini pernah menjadi best seller nomor satu di Korea Selatan. Uniknya Yoon adalah Direktur dari Mental Health Medical Clinik yang juga berprofesi sebagai psikolog. Sehingga, apa yang dia tulis adalah masalah yang rata-rata dihadapi oleh kebanyakan orang saat ini. Pada pembukaan buku ini, Yoon menjelaskan tiga pilar dasar dari harga diri itu sendiri. Pertama soal Kebermanfaatan diri, konsep kebermanfaatan diri adalah seberapa besar kita merasa bermanfaat untuk orang lain dan masyarakat. Kedua, kontrol diri, konsep ini berfokus pada kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai kemauan. Ketiga adalah rasa aman, definisi rasa aman merupakan dasar dari harga diri ketika kita merasa puas dengan keberadaan kita saat diterima dilingkungan. Di halaman tiga, Yoon dengan sangat jelas menjelaskan tentang definisi harga diri. “Harga diri umumnya dianggap sebagai kadar cinta terhadap diri sendiri. Orang yang merasa tidak berguna, tidak bisa mengontrol dirinya dan hatinya gelisah akan sulit mencintai diri sendiri maupun orang lain,” tegas Yoon. Seringkali orang yang tidak bisa mendefinisikan sejauh mana dia mencintai dirinya sendiri tidak bisa menakar porsi harga diri. Kemampuan kita membaca diri sendiri akan sangat mempengaruhi pandangan apa yang kita siratkan untuk diri sendiri. Dalam diri kita memiliki perasaan yang menghambat harga diri salah satunya adalah sulitnya mengontrol perasaan. Sangat sensitif sekali dengan tindakan orang lain padahal belum tentu tindakan orang lain ditujukan kepada kita. Contoh saat seseorang membuat status di aplikasi percakapan Whats Up, kita langsung mengambil kesimpulan itu ditujukan kepada kita, padahal belum tentu. Lalu kita segera merespon dengan cepat untuk membalas statusnya dengan status baru yang menyerang balik misalnya. Inilah yang kadang-kadang menjerumuskan kita pada hubungan sosial yang kurang baik, sehingga konsep harga diri kita menjadi rendah di hadapan orang lain. Kita dianggap tidak mampu mengontrol perasaan diri kita sendiri. Oleh karena itu, kebiasaan seperti mudah putus asa, tidak bergairah, rendah diri, menunda dan menghindar serta sensitif dengan keadaan luar harus sudah dibuang untuk memulihkan harga diri. Semakin baik kita dalam memperbaiki masalah-masalah tadi, semakin tinggi nilai harga diri kita. Namun terkadang hal demikian sulit untuk dilakukan. Karena terdapat luka masa lalu yang terekam sangat jelas dalam benak kita. Itulah tantangannya, apa yang sudah kita lalui adalah sejarah, tidak bisa diulang. Pilihan utamanya jika kejadian itu merugikan, lupakan. Dalam kesimpulan buku ini, dijelaskan lima hal untuk mengungkit harga diri kita menjadi lebih baik. Diantaranya, bertekad mencintai diri sendiri secara buta. Mencintai diri sendiri apa adanya. Memilih dan memutuskan sendiri apa yang terpenting dalam hidup kita. Fokus dengan kini dan disini juga memegang peranan penting agar harga diri kita tetap terjaga. Terakhir dan yang terpenting adalah berhenti bersikap kalah. Kamu harus menjadi versi terbaik dari diri sendiri agar apapun tantangan hidupmu di masa depan dapat kamu taklukan. Selain itu, hidup pada kenyataannya adalah untuk menyelesaikan masalah. Sadari ini, dan harga diri mu akan kembali pulih.   Judul               : How To Respect My Self, Seni Menghargai Diri Sendiri Pengarang      : Yoon Hong Gyun Penerbit         : Transmedia Pustaka Tahun Terbit  : 2020 Kota Terbit     : Jakarta Selatan Halaman         : 342

resensi buku

The Psychology of Money

Identitas Buku Judul               : The Psychology of Money Pengarang      : Morgan Housel Penerbit         : PT. Bentara Aksara Cahaya Tahun Terbit  : Cetakan 1 Mei 2021 Kota Terbit     : Tangerang Selatan Halaman         : 236   Morgan Housel dikenal sebagai mantan Kolumnis The Wall Street Journal. Dia dua kali memenangkan Best in Busines Award dari Society Of American Business Editor and Write, juga pemenang New York Times Sidney Award. Masa Kuliahnya dihabiskan sambil bekerja sebagai Valet di salah satu hotel Los Angeles. Morgan juga aktif sebagai investor saham sejak berumur dua puluh tahunan. Kebiasaannya berinvestasi membawanya pada hidup yang lebih sejahtera di masa tua bersama keluarga. Dan buku The Psychology of Money adalah tulisan yang merangkum bagaimana sudut pandang manusia tentang uang. Dari perilaku yang masuk akal sampai hal yang tidak dimengerti sama sekali oleh logika manusia modern saat ini. Buku ini dibuka dengan cerita yang sangat menarik. Tentang eksekutif Perusahaan Teknologi genius yang berhasil merancang dan mematenkan suatu komponen penting router WIFI berumur dua puluh tahun. Eksekutif ini telah sukses mendirikan dan menjual beberapa perusahaan. Secara kebetulan yang bersangkutan sering datang ke Hotel tempat Morgan Housel Bekerja. Housel Bercerita, Suatu hari eksekutif tersebut memberi uang tunai beberapa ribu dolar kepada salah seorang kolega saya dan berkata, “pergi ke toko perhiasan sana, belikan beberapa koin emas seribu dolar.” Sejam kemudian sambil membawa koin emas itu, si eksekutif teknologi dan kawan-kawannya berkumpul di dermaga samudra pasifik. Kemudian Mereka melempar koin-koin itu ke laut, berusaha membuatnya memantul-mantul dipermukaan air, tertawa-tawa selagi meributkan siapa yang melempar lebih jauh. Hanya demi kesenangan. Tentu kita bertanya-tanya berapa lama perilaku seperti itu bertahan, dan jawabannya tidak lama. Housel mengetahui beberapa tahun kemudian “Si Eksekutif” ini akhirnya bangkrut. Buku ini mencoba menjelaskan bahwa mengelola uang dengan baik tidak ada hubungannya dengan kecerdasan. Anehnya justru lebih banyak berhubungan dnegan perilaku anda. Dan perilaku sukar diajarkan, bahkan kepada orang-orang yang sangat cerdas. Penulis meyakinkan pembaca dengan kalimatnya yang cukup gamblang, “seorang jenius yang kehilangan kendali atas emosinya bisa mengalami bencana keuangan. Sebaliknya juga bisa. Orang biasa tanpa pendidikan formal bisa kaya jika mereka punya sejumlah keahlian terkait perilaku yang tak berhubungan dengan ukuran kecerdasan formal.” Dalam Bab Ke 19 Morgan menjelaskan argumen terpentingnya tentang saran singkat yang dapat membantu kita membuat keputusan keuangan dengan lebih baik. Pertama, kurangi ego, tambah kekayaan. Menabung adalah membedakan antara ego dan pendapatan, dan kekayaan adalah apa yang Anda tak lihat. Jadi kekayaan diciptakan dengan menekan pembelanjaan hari ini agar bisa punya lebih banyak barang atau pilihan pada masa depan. Tak peduli seberapa banyak pendapatan anda. Anda tak akan pernah membangun kekayaan kecuali anda bisa membatasi keasyikan yang bisa anda dapatkan dengan uang anda sekarang. Kedua, Gunakan uang untuk mendapat kendali atas waktu anda. Karena tak punya kendali atas waktu adalah pengurang kebahagiaan yang universal dan kuat. Kemampuan melakukan apa yang anda inginkan, ketika anda mau, dengan siapa yang anda kehendaki, selama anda bisa, memberi deviden tertinggi yang ada dalam keuangan. Ketiga, junjung tinggi ruang untuk kesalahan. Perbedaan antara apa yang dapat terjadi pada masa depan dan apa yang anda perlukan terjadi pada masa depan agar mendapat hasil baik adalah hal yang memberi anda ketahanan. Dan ketahanan adalah yang memungkinkan bertumbuhnya nilai uang anda sehingga memunculkan keajaiban seiring dengan berjalannya waktu. Ruang untuk kesalahan sering terlihat seperti pengaman kuno, tapi jika ruang itu membuat anda bisa terus bermain, biayanya layak dibayar. Secara penulisan buku ini memiliki gaya bertutur yang ringan dan enak dibaca. Sangat membantu bagi kita yang baru belajar tentang investasi dan keuangan. Terutama bagi anda yang sedang merancang visi keuangan masa depan. Namun bagi mereka yang sudah lama berkecimpung di dunia, buku ini layak dikaji untuk diperdebatkan. Karena setiap orang memiliki standar keuangan yang berbeda-beda. Lebih dari itu, hadirnya buku ini dapat menjadi oase bagi siapa saja yang memimpika hidup sejahtera pada masa tua dan bebas secara finansial. (Dede Qodrat Alwajir)